Wednesday, July 24, 2013

MENUNGGU EFEK PROMOSI


Tapi coba perhatikan baik-baik, bukankah suka atau tidak suka, sesungguhnya kita semua sering harus menjadi kaum penunggu ? Para event organizer, pebisnis travel dan transportasi, utamanya bis wisata, mengisi bulan puasa pun tak lebih hanyalah menunggu. Apa yang dilakukan kami-kami ini?

Bagi bis pariwisata, saatnya tune-up kendaraan, mengganti interior, mengecat ulang body kendaraan, merencanakan strategi pemasaran yang lebih jitu, dst dll. Dan bagi event organizer dan pebisnis travel, meski tidak libur total, ada banyak waktu untuk me-review pekerjaan 11 bulan sebelumnya. Sejenak bernafas sambil belajar ilmu-ilmu baru, yang sering tidak sempat dilakukan di saat kehebohan di hari-hari normal lainnya.

Untuk seorang sales, marketing, dan sejenisnya, kata ”menunggu” sudah bukan lagi kata negatif yang meracuni pikiran. Setelah seseorang membuat penawaran, mempresentasikan produk atau program yang dijualnya, kemudian yang dilakukan adalah : menunggu. Dan pekerjaan menunggu ini pun diisi dengan mencari prospek klien baru, membuat penawaran, dan presentasi atau terlibat proses produksi. Adapun sisanya adalah untuk belajar dengan aneka metode yang ’khas” dirinya. Saya sangat yakin, putaran proses itulah yang terjadi dari bisnis terkecil hingga terbesar, di sektor usaha apapun, tanpa kecuali.

Ternyata kemampuan kita menunggu tanpa barengi dengan kemasan jualan yang apik, terbukti banyak diantara kita mengabaikan teori-teori komunikasi  marketing yang baik, saat saya menghubungi agen promosi, ternyata tidak hanya segmen pasar yang ditentukan tetapi harus juga menentukan media promosi yang tepat, kata-kata dan warna  yang menghipnosis, pesan yang meracuni pikiran klien sampai dengan bentuk dari media promosi itu, bersama Bintang Advertising ternyata solusi didapat dengan cepat.

Bayangkan saja Seorang penambal ban bisa saja menunggu waktu kedatangan kliennya dengan menebarkan paku di sepanjang jalanan. Atau seorang politikus, juga bisa menunggu kekuasaan/kedudukan yang diharapkannya dengan mengadakan kampanye hitam untuk kompetitornya. Atau seorang pedagang, sibuk menggunakan waktu menunggunya untuk menjelek-jelekkan kualitas produk pedagang lainnya. Jelas itu semua bisa dianggap sebagai gugurnya mutu seseorang dalam sekujur hidupnya.

Meminjam istilah Mas Prie GS, seorang budayawan yang mengaku mempunyai tinggi badan kurang ideal dan merupakan salah satu tokoh berpengaruh dalam mendorong keinginan saya belajar menulis adalah :

”terkait dengan caramu menunggu, disitulah letak martabat hidupmu…”


mari memilih media promosi yang efektif agar menunggu yang terukur...

No comments:

Post a Comment